Jakarta, Kabarberita Indonesia – Pergerakan rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah meskipun Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga lantara indeks dolar AS masih perkasa.
Melansir data Refinitiv, pada penutupan Rabu (20/11/2024) rupiah merosot dan turun hingga 0,22% berada di level Rp15.860/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.870/US$ hingga Rp15.820/US$.
Melemahnya rupiah kemarin bersamaan dengan Indeks Dolar AS (DXY) yang menguat hingga 0,11% tepat pukul 15.00 di posisi 106,325. Sehingga rupiah tertekan oleh penguatan dolar.
Rupiah merana meski BI kembali menahan suku bunga acuannya kali ini. Dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI kali ini, sepakat bahwa suku bunga acuan atau BI Rate kembali ditahan pada level 6%.
Selain itu, BI juga menetapkan suku bunga Deposit Facility turun menjadi 5,25%, sementara suku bunga Lending Facility diturunkan menjadi 6,75%.
Sebelumnya, konsensus Kabarberita Indonesia, yang melibatkan 17 lembaga atau institusi, menunjukkan mayoritas memprediksi bahwa BI akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,75%.
Namun, delapan lembaga lainnya memproyeksikan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga pada level 6%.
Perry Warjiyo juga menyampaikan optimisme terhadap perekonomian nasional, yang diperkirakan tetap tumbuh signifikan hingga akhir tahun.
Bahkan, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal III-2024 yang mencapai 4,95% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Di sisi lain, investasi diproyeksikan terus meningkat, didukung oleh belanja modal perusahaan serta peningkatan volume produksi dan pemesanan. “Secara keseluruhan tahun, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 berada pada kisaran 4,7-5,5%,” tutup Perry.
Pasca suku bunga, kini investor mengalihkan fokus pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang akan diumumkan pada Kamis hari ini (21/11/2024) oleh BI.
Sebelumnya pada kuartal II-2024, tercatat defisit transaksi berjalan Indonesia melebar menjadi US$ 3,02 miliar, dibandingkan dengan US$ 2,50 miliar pada kuartal sebelumnya, mencatatkan defisit untuk kuartal kelima berturut-turut dan setara dengan 0,9% dari PDB negara.
Pembacaan terbaru ini menandai defisit transaksi berjalan terbesar sejak kuartal pertama 2020, seiring dengan lonjakan defisit akun jasa yang mencapai US$ 5,15 miliar, tertinggi dalam enam kuartal, dibandingkan dengan US$ 4,60 miliar pada tahun sebelumnya, akibat meningkatnya defisit layanan perjalanan.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, pergerakan rupiah cenderung dalam tren sideways.
Jika hari ini ada penguatant, rupiah potensi menguji area gap up yang sempat terjadi pada 11 November 2024 lalu menjadi support di Rp15.685/US$. Sementara, untuk resistance atau area yang patut diperhatikan jika terjadi pelemahan lagi di Rp15.885/US$, ini diambil dari high candle intraday 15 November 2024.
Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS
|
Kabarberita INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Next Article
Rupiah Anjlok buat Money Changer Antre, Segini Harga Jualnya
Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241121075244-17-589897/bi-tahan-suku-bunga-vs-dolar-as-perkasa-rupiah-bergerak-galau