Jakarta, Kabarberita Indonesia – Persoalan masih terus melanda Rusia. Saat negara itu masih berperang dengan Ukraina dan menghadapi ancaman Perang Dunia 3, kali ini Moskow berhadapan dengan kondisi ekonomi yang tidak baik.
Mengutip Express, surat kabar Rusia Nezavismaya Gazeta menuliskan bahwa harga bahan pokok seperti mentega menjadi 6,6% lebih mahal daripada bulan September, dan 30% lebih mahal daripada tahun lalu. Sementara itu, harga kentang melonjak 65% jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Surat kabar tersebut mengutip sebuah survei di mana separuh dari warga Rusia mengeluhkan kenaikan harga produk susu yang mencolok. Seorang sosiolog menyalahkan Bank Sentral Rusia, bukan Presiden Vladimir Putin.
“Meskipun gagal mencapai tujuannya untuk menurunkan inflasi, Bank Sentral Rusia pada saat yang sama merusak kondisi keuangan masyarakat, membuat perumahan dan barang-barang konsumen menjadi kurang terjangkau,” ungkap media itu dikutip Jumat (22/11/2024).
Surat kabar lain, Moskovsky Komsomolets, menyoroti bahwa harga jeruk keprok, buah favorit Natal di Rusia, telah naik dari 60-90 Rubel per kilo tahun lalu menjadi antara 100-150 Rubel saat ini. Surat kabar itu menambahkan bahwa harga jeruk keprok mungkin naik hingga 50%.
“Orang Rusia harus terbiasa dengan dolar AS yang bernilai lebih dari 100 Rubel (Rp 159). Semakin lemah rubel, semakin kuat dolar, semakin tinggi ekspektasi inflasi, dan semakin tinggi pula kenaikan harga,” lapornya.
Sementara itu, media Izvestia juga melaporkan adanya ancaman sanksi sekunder dari Barat kepada pihak yang membantu Rusia dalam berdagang. Kantor berita itu menyebut bahwa bank-bank China memperketat pemeriksaan pembayaran dari Uni Emirat Arab, India, dan Hong Kong karena khawatir ada transaksi dari Rusia yang lewat negara itu.
“Sanksi Uni Eropa telah menyebabkan China, Uni Emirat Arab, dan Turki membatasi transaksi yang melibatkan uang yang terkait dengan Rusia,” tambah laporan tersebut.
Rusia sendiri saat ini berada dalam ribuan sanksi ekonomi dari negara-negara Barat. Hal ini dikarenakan keputusan Kremlin untuk menyerang Ukraina mulai Februari 2022 lalu, di mana Barat berharap tindakan ini dapat memberhentikan Moskow untuk mendanai perangnya.
Bulan lalu, Bank Sentral Rusia menaikkan suku bunga hingga mencapai rekor 21% untuk mencoba mencegah inflasi. Bankir utama Bank Sentral, Elvira Nabiullina, mengakui bahwa ekonomi negara itu sedang berada pada titik balik pada hari Kamis.
“Kami yakin bahwa kebijakan kami akan mengurangi inflasi hingga 4,5 hingga 5% tahun depan, dan kemudian menstabilkannya mendekati 4%,” tuturnya
“Seiring melambatnya laju inflasi, kami akan mempertimbangkan penurunan suku bunga acuan secara bertahap. Jika tidak ada guncangan eksternal tambahan, penurunan akan dimulai tahun depan.”
(luc/luc)
Next Article
Siaga PD 3, TV Rusia Ungkap Rencana Serang Jerman-Prancis-Inggris
Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20241122153608-4-590388/perang-dunia-3-di-depan-mata-warga-rusia-sudah-babak-belur-duluan