Jakarta, Kabarberita Indonesia – Gerbang pintu perang dunia tiga (PD 3) kembali terbuka. Hal ini seiring serangan terbaru Ukraina, ke dalam Rusia, dengan menggunakan senjata Amerika Serikat (AS).
Pasukan Ukraina dilaporkan menembakkan enam rudal ‘maut’ Army Tactical Missile System (ATACMS) buatan Lockhead Martin, ke lapangan terbang militer di dalam Rusia, di kota Tanganrog, Rabu. Kementerian Pertahanan Rusia bersumpah akan membalas serangan tersebut.
“Dua rudal ditembak jatuh sementara empat lainnya terkena tindakan ‘peperangan elektronik’ dan keluar jalur,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan, dimuat Reuters dan juga laman Rusia, RT, dikutip Kamis (12/12/2024).
“Serangan itu menimbulkan kerusakan kecil di lapangan terbang, dengan dua gedung administrasi dan sejumlah mobil terkena pecahan peluru,” klaimnya.
Kementerian menambahkan bahwa sejumlah prajurit Rusia terluka akibat serangan tersebut. Mereka terkena pecahan rudal yang jatuh.
“Serangan senjata jarak jauh Barat ini tidak akan dibiarkan begitu saja, dan tindakan yang tepat akan diambil,” ujar kementerian lagi tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Gambar yang beredar daring menunjukkan bagian pendorong rudal ATACMS tergeletak di jalan di Taganrog. Sebelumnya, pada hari yang sama, penjabat Gubernur Wilayah Rostov Yury Slyusar mengatakan lokasi industri Rusia, menjadi sasaran rentetan tembakan, dengan sekitar 15 mobil terbakar di tempat parkir.
AS mengizinkan Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh yang dipasok Washington, termasuk ATACMS, untuk menyerang target di wilayah Rusia sejak November. Kebijakan Gedung Putih berubah, setelah sebelumnya membatasi penggunaan senjata-senjata ini oleh Kyiv dengan alasan kekhawatiran bahwa tindakan tersebut akan mengakibatkan eskalasi besar-besaran dengan Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa mengizinkan serangan-serangan ini akan mengubah secara drastis sifat konflik dan akan sama saja dengan keterlibatan langsung NATO. Ini dikhawatirkan sejumlah analis akan membuka pintu ke perang yang lebih besar seperti nuklir dan PD 3.
Pada akhir November, Rusia menggunakan sistem rudal balistik hipersonik Oreshnik yang baru untuk pertama kalinya, menyerang pabrik militer Yuzhmash di kota Dnepr, Ukraina. Saat itu, Putin mengatakan senjata baru itu dapat digunakan sebagai balasan terhadap “rezim Kiev” jika serangan Ukraina terhadap Rusia dengan rudal jarak jauh yang disediakan Barat terus berlanjut.
“Dengan target yang berpotensi mencakup pusat-pusat pengambilan keputusan Ukraina, serta fasilitas-fasilitas militer dan industri,” tegasnya.
Mengutip New York Times, ATACMS dikembangkan sejak perang dingin. Senjata ini adalah rudal balistik jarak pendek dan dapat menyerang target sejauh 300 kilometer (km).
Rudal ini diluncurkan dari sistem seperti HIMARS atau M270 dan mengikuti lintasan kuasi-balistik. Hal itu menyebabkannya sulit dideteksi dan dicegat.
Rudal ini mencapai kecepatan Mach 3-4 dan dapat bermanuver di udara untuk menghindari sistem pertahanan udara. Pada saat yang sama, kecepatannya yang tinggi dan jendela reaksinya yang pendek menimbulkan tantangan yang signifikan bagi sistem pertahanan rudal mana pun.
“ATACMS sering disebut sebagai rudal jarak jauh meski istilah subjektif,” muat laman Times.
“Rudal ini dapat menjangkau lebih jauh ke Rusia daripada rudal Ukraina lainnya meski tidak dapat menjangkau sejauh rudal jelajah atau rudal balistik antarbenua,” tambahnya.
(sef/sef)
Next Article
Siaga PD 3, TV Rusia Ungkap Rencana Serang Jerman-Prancis-Inggris
Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20241212045315-4-595286/gerbang-pd-3-kembali-terbuka-6-rudal-as-tembak-rusia