Jakarta, Kabarberita Indonesia – Penipuan digital di sektor jasa keuangan semakin beragam bentuknya. Bahkan, kejahatan keuangan di ruang digital ini tak hanya menyasar masyarakat menengah ke bawah, namun juga orang dengan jabatan tinggi.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengatakan, salah satu modus yang kerap digunakan oleh pelaku penipuan adalah meminta One Time Password (OTP) agar bisa mengakses akun digital korban.
Menurutnya, modus ini banyak dialami masyarakat, bahkan sampai level pejabat. Ia pun mengaku pernah menjadi korban penipuan digital.
“karena saya juga udah pernah kena gitu ya Dan kadang-kadang itu nggak cuma untuk saudara kita yang misalnya tingkat pendidikan menengah bahwa enggak, mantan pejabat juga banyak, pejabat juga banyak,” kata Friderica yang kerap disapa Kiki tersebut usai acara Gerakan Bersama Pelindungan Konsumen (GEBER PK), di Jakarta, Rabu, (11/12/2024).
Dia pun membagikan salah satu modus operandi penipuan yang memanfaatkan OTP tersebut.
“Kadang-kadang lagi nggak fokus, lagi meeting, kita ditelpon, ‘Oh ini Ibu pake kartu kredit di Eropa ya?’ ‘Enggak, saya ada di Jakarta’ ‘Kalau enggak, Ibu nanti kita lagi kirim OTP info ya Bu,” tuturnya.
Sebagai informasi, berdasarkan catatan OJK, sejak tahun 2022 sampai dengan triwulan I tahun 2024, jumlah kerugian yang diderita oleh konsumen akibat kejahatan keuangan digital sebesar Rp2,5 triliun.
Jumlah kerugian tersebut berasal dari data 10 bank yang nasabahnya paling sering terkena scam and fraud. Artinya dana Rp2,5 triliun tersebut lenyap akibat kejahatan keuangan.
(mkh/mkh)
Next Article
Waspada Modus Baru Maling M-Banking Kuras Rekening
Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241212161846-17-595498/duit-rp25-t-lenyap-modus-penipuan-ini-makan-korban-rakyat-pejabat