Perang Dagang Trump Nggak Ngaruh? Pertumbuhan Global Diprediksi Naik

Jakarta, Kabarberita Indonesia – Lembaga Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menaikkan perkiraan pertumbuhan global 2025 menjadi 3,3%, Rabu (4/12/2024). Tetapi lembaga itu memperingatkan risiko tindakan proteksionis yang memicu inflasi dan memperlambat ekonomi.

Revisi ini keluar hanya beberapa minggu sebelum Donald Trump kembali menjadi Presiden Amerika Serikat (AS), Januari 2025. Trump telah berjanji mengenakan tarif pada mitra dagang Washington yang diyakini memperlambat perdagangan global.

“Peningkatan dalam tindakan pembatasan perdagangan dapat meningkatkan biaya dan harga, serta menghalangi investasi, melemahkan inovasi, dan pada akhirnya menurunkan pertumbuhan,” kata OECD, dikutip dari AFP.

Peningkatan 0,1 poin persentase dalam perkiraan pertumbuhan global 2025, menjadi 3,3%, terutama disebabkan oleh pertumbuhan AS yang lebih kuat. Negara lain seperti Prancis maupun Jerman juga akan mengalami pemangkasan 0,3 poin persentase pada perkiraan pertumbuhan mereka untuk tahun 2025, menjadi 0,9% dan 0,7%, karena kedua negara menghadapi krisis politik di tengah meningkatnya tekanan fiskal.

Sebelumnya ekonom di lembaga keuangan ING merilis penelitian yang memperkirakan dampak kebijakan Trump ke global. Jika tarif diterapkan secara universal antara 10%-20% untuk semua barang yang diimpor dari luar negeri dan tarif 60% untuk semua barang dari China misalnya, konsumen AS akan terbebani hingga US$2.400 setiap tahun.

“Potensi peningkatan biaya konsumen dan inflasi ini dapat memiliki implikasi ekonomi yang luas, terutama dalam ekonomi di mana belanja konsumen mencakup 70% dari semua aktivitas,” kata ekonom ING, James Knightley.

Kepala divisi China di Dana Moneter Internasional (IMF), Eswar Prasad, menyebut tarif Trump akan berdampak buruk pada perdagangan AS maupun internasional. Di mana negara-negara di seluruh dunia berlomba-lomba untuk mengurangi dampak tarif AS terhadap ekonomi mereka sendiri dan mencoba mencari cara untuk menghindari tarif.

(sef/sef)

Next Article


Pemerintah Resmi Luncurkan Timnas OECD, Berisi 64 K/L