Ini Bisnis Pertama Low Tuck Kwong di RI, Bukan Batu Bara




Jakarta, Kabarberita Indonesia – Industri batu bara yang fluktuatif sepanjang tahun 2024 berdampak pada kehidupan bisnis salah satu raja batu bara Indonesia, yakni Low Tuck Kwong. Low Tuck Kwong merupakan pendiri dan pemilik PT Bayan Resources (BYAN). Tercatat dia merupakan pemegang saham mayoritas BYAN dengan kepemilikan 40,16% saham dari total keseluruhan. 

Berkat bisnis batu bara, Forbes (2024) menempatkan Low Tuck Kwong sebagai orang terkaya Indonesia ke-3 berharta US$ 27 Miliar atau Rp436 Triliun. Besarnya kekayaan hari ini tentu saja diperoleh dari perjalanan panjang pria berusia 76 tahun itu selama berbisnis yang bermula di dunia konstruksi.

Berawal dari Konstruksi

Low Tuck Kwong tumbuh besar di Singapura. Dia baru tiba di Indonesia pada 1973. Saat datang, dia bukan siapa-siapa. Low hanya anak muda berusia 25 tahun yang punya pengalaman konstruksi. Sebelumnya, dia merupakan anak dari Raja Konstruksi Singapura di bawah bendera Sum Cheong. Low Tuck Kwong tercatat pernah bekerja di perusahaan yang berdiri sejak 1951 itu.

Untungnya, di Indonesia Low bertemu dengan pengusaha besar, Sudono Salim, yang dekat dengan Presiden Soeharto. Kepada Forbes Asia, Low menyebut pertemuannya dengan Salim menjadi keberuntungan sebab mengubah jalan hidup Low sebagai pengusaha.

“Dia (Salim) melihat saya membawa tumpukan barang. Lalu memberhentikan dan bicara dengan saya. Saya berkata kepadanya kalau belum bisa Bahasa Indonesia. Dia lantas menyerahkan kartu nama dan berbicara Mandarin sembari meminta saya bertemu dia beberapa hari kemudian,” tutur Low Tuck Kwong, dikutip Selasa (24/12/2024).

Ternyata pertemuan itu berujung pada jalinan kerjasama Low dengan Sudono Salim dan Anthony Salim. Sayang, Low tak menjelaskan lebih lanjut apa bentuk kerjasama antara dua orang tersebut. Satu hal pasti, ketika di Indonesia, Low mendirikan perusahaan kontraktor PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI).

Portofolio pertamanya adalah pabrik es krim di Ancol. Perusahaan ini merupakan hasil kerjasama Low dengan anak perusahaan Pembangunan Jaya yang dimiliki pemerintah DKI Jakarta dan pengusaha Ciputra. Awalnya, kedua pihak punya proporsi kepemilikan 50:50. Namun, seiring waktu Low mengambil alih seluruhnya.

Lewat PT JSI, Low Tuck Kwong perlahan dikenal sebagai salah satu raja konstruksi di Indonesia. Dalam situs resmi diketahui, dia sukses membangun banyak proyek berdasarkan teknik konstruksi serba pertama. Misalkan, dia menjadi kontraktor pertama yang menggunakan palu mesin diesel. Lalu, dia juga jadi yang pertama mengerjakan konstruksi menggunakan teknik pile foundation.

Raja Batu Bara 

Di tengah jalan, Low melihat masa depan konstruksi kalah terang dengan cerahnya masa depan sektor batu bara. Sebagai sumber energi, kebutuhan batu bara dalam dan luar negeri masih sangat tinggi. Dalam laporan Eksekutif (November 1997), di Indonesia terdapat 35 miliar ton cadangan batu bara dengan pertumbuhan ekspor rata-rata per tahun mencapai 58%.

Kebetulan, pada 1990-an, PT JSI mendapat proyek menggarap lahan pertambangan di Kalimantan. Dari sinilah dia semakin yakin akan potensi batu bara. Maka, pada 22 November 1997, Low Tuck Kwong alih profesi menjadi pengusaha batu bara. Dia mengakusisi PT Gunung Bayan Pratamacoal (GBP), yang merupakan perusahaan pemilik konsesi pertambangan batu bara di Kalimantan Timur.

Masih mengutip Forbes Asia, awalnya keputusan Low mempunyai batu bara dianggap gila oleh banyak orang. Sebab, pembelian terjadi ketika Indonesia dilanda krisis. Meski begitu, Low juga mengakui tindakannya dan sempat merugi di awal. 

Bertahun-tahun setelahnya, ekspektasi Low di tahun 1990-an benar terjadi. Batu bara terus bersinar. Dengan cepat, bisnis batu bara segera bertransformasi menjadi lebih besar. Tercatat, batu bara yang ditambang tak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga ke Italia, Jepang, Taiwan, Korea, Filipina, India, hingga China. 

Pada akhirnya, kesuksesan industri batu bara membuahkan hasil. Tingginya kebutuhan batu bara dunia yang masih sangat besar yang dibarengi dinamika politik global membuat Low mendapat ‘durian runtuh’. Kini, dia tercatat sebagai salah satu orang terkaya Indonesia. Hartanya Rp436 Triliun.

(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos Payment Gateway Bongkar Sebab Transaksi QRIS Cs Kian Laris





Next Article



Hibah Rp 124 T, Low Tuck Kwong Masih Punya Saham BYAN Rp 226,18 T




Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241223110527-17-598121/ini-bisnis-pertama-low-tuck-kwong-di-ri-bukan-batu-bara

Tinggalkan komentar

Optimized by Optimole