Abu Dhabi, Kabarberita Indonesia – Philip Morris International (PMI) mengungkapkan pihaknya telah berinvestasi hingga US$ 6,4 miliar atau setara Rp 102,4 triliun (asumsi kurs Rp 16.000/US$) sejak tahun 2005 setelah perusahaan resmi mengakuisisi HM Sampoerna (HMSP) dari keluarga Putera Sampoerna.
Vice President International Communications and Engagement PMI Tommaso Di Giovanni mengungkapkan belum lama ini, PMI dan HMSP mulai memproduksi dan mengkomersialkan produk bebas asap rokok di Indonesia.
“Kami telah menginvestasikan lebih dari US$ 330 juta (Rp 5,28 triliun) untuk fasilitas baru tersebut,” jelas Tomasso.
Dirinya mengungkapkan kehadiran PMI lewat HMSP di Indonesia berkontribusi lewat penciptaan lapangan kerja bagi puluhan ribu orang.
“Kita punya jaringan, kalau tidak salah, 1.700 perusahaan kecil, pengusaha yang kita dukung langsung atau tidak langsung,” ungkap Tomasso.
Dirinya menyampaikan investasi besar tersebut tentu akan membantu target pertumbuhan ekonomi Presiden Prabowo Subianto yang pada akhir tahun menjabat ditargetkan akan menyentuh angka 8%.
Terkait alasan mengapa gencar berinvestasi di Indonesia, Tomasso menyebut Indonesia sebagai pasar penting dengan jumlah perokok laki-laki mencapai tiga perempat populasi.
“Jelas sekali, berinvestasi di Indonesia sangat masuk akal,” jelas Tomasso.
Sosok yang sebelumnya menyukai rokok kretek, sebelum berpindah ke IQOS, mengungkapkan jumlah perokok di Indonesia menjadi pasar menarik khususnya untuk memperkenalkan produk alternatif bebas asap yang diklaim mampu menurunkan 95% zat berbahaya yang timbul dari pembakaran rokok.
Selain itu, Tomasso juga mengungkapkan semua investasi yang nilai rata-rata mencapai Rp 5 triliun per tahun tersebut juga ikut dirasakan oleh masyarakat, termasuk perusahaan kecil dan seluruh jaringan petani. Dampak tersebut diyakini pada akhirnya ikut memberikan dampak bagi pengambangan ekonomi lokal.
“Jelas sekali, [investasi PMI & HMSP] memiliki efek ganda,” tegas Tomasso.
Sementara itu CEO PMI Jacek Olczak mengungkapkan pihaknya akan terus berinvestasi di Indonesia dan mengembangkan teknologi baru, yang mana pada akhirnya ikut berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi RI.
“PMI berharap mampu memperoleh pasar yang bagus untuk mengekspor produk-produk yang dibuat di Indonesia,” ungkap Jacek.
Jacek juga menyebut akan terus berinvestasi dan melakukan ekspansi ke komunitas ritel.
PMI melalui HMSP diketahui memiliki program Sampoerna Retail Community (SRC) yang menyasar pemberdayaan UMKM. SRC merupakan program pemberdayaan toko kelontong yang telah dimulai pada tahun 2008. Hingga kuartal ketiga 2023 jumlah toko SRC di seluruh Indonesia mencapai lebih dari 243.000 toko.
“Digitalisasi komunitas ritel (SRC) terdengar sangat mudah, tapi jika kita mempertimbangkan kondisi geografis dan kompleksitas di Indonesia ini [tidak gampang],” jelas Jacek.
(fsd/fsd)
Next Article
3 Raksasa Rokok Global Mau Bayar Ganti Rugi Rp 365 Triliun ke Perokok
Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241215041516-17-596041/ini-alasan-philip-morris-hmsp-investasi-rp-100-triliun-di-ri