Bukti Baru Warga RI Makin Susah, Terlihat dari Omongan Bankir




Jakarta, Kabarberita Indonesia – Sebagian bank telah merevisi target bisnisnya untuk akhir tahun 2024. Hal ini seiring dengan kondisi perekonomian domestik yang terbilang menantang.

Mengutip Laporan Hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) (SBPO) triwulan IV-2024, sebagian kecil bank merasa pesimis dapat mencapai target rencana bisnis bank (RBB) 2024.

Berdasarkan survei tersebut, utamanya disebabkan oleh faktor pertumbuhan kelas menengah ke bawah yang masih terbatas sehingga pertumbuhan pendapatan melambat, yang berpengaruh baik pada permintaan kredit maupun pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Selain itu, para bank responden mengatakan persaingan suku bunga yang cukup ketat antar bank menjadi salah satu faktor pesimisme pencapaian target.

Bank swasta terbesar kedua RI PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) telah merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini menjadi 6%. Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan ada beberapa tantangan yang sedang dihadapi pihaknya.

“Saat ini cost of fund (beban pendanaan) masih tinggi, ditambah daya beli kelas menengah yang agak menurun. Sehingga juga memberikan tantangan terhadap pertumbuhan loan (kredit) maupun DPK,” ujarnya saat dihubungi Kabarberita Indonesia, Selasa (26/11/2024).

Lani melanjutkan, “Tidak heran jika untuk memenuhi RBB akan challenging juga.”

Karena besaran beban pendanaan tidak seperti yang diharapkan CIMB Niaga, bank itu merevisi target pertumbuhan kredit menjadi lebih kecil. “Karena akan tidak kondusif untuk kualitas aset di kemudian hari, jika dipaksakan,” pungkas Lani.

PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) atau OK Bank juga telah merevisi target pertumbuhan DPK pada Juni lalu. Direktur Kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah mengatakan pesimistis dalam SBPO terbaru merefleksikan tantangan ekonomi saat ini.

“Kita ada revisi penurunan terhadap target DPK (konsekuensi nya ada revisi untuk total aset), akan tetapi tidak ada revisi untuk target loan dan laba,” ujarnya saat dihubungi Kabarberita Indonesia, Kamis (28/11/2024).

Pada bulan Juni, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) juga telah merevisi target pertumbuhan labanya menjadi sekitar 1% untuk akhir tahun 2024. Penurunan itu sangat signifikan dari target laba yang awalnya dua digit sebesar 10% hingga 11%, sebagaimana tertera dalam materi analyst meeting per Juni 2024.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan penyebabnya adalah tekanan biaya pendanaan atau cost of fund (CoF) yang terdongkrak oleh kenaikan suku bunga acuan. Maka demikian, ia mengatakan bank pelat merah itu lebih baik menurunkan target daripada tidak bisa memenuhi ekspektasi.

“Saya mendingan nurunin, tapi saya bisa deliver daripada saya janjiin, tapi saya nggak bisa deliver. Jadi, saya mesti realistis, cost of fund ini kan naik terus,” ujarnya selepas acara Akad Massal KPR & KUR BTN di Perumahan Pesona Kahuripan 9, Kabupaten Bogor, Rabu (31/7/2024) lalu.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan menilai kondisi saat ini adalah persaingan untuk mendapatkan likuiditas. Ini disebabkan oleh tren suku bunga acuan yang sudah mulai turun, namun diprediksi bakal bertahan, bahkan ada kemungkinan naik lagi.

Tantangan tersebut kemudian semakin dipersulit dengan fenomena menurunnya daya beli masyarakat terutama yang di kelas menengah.

“Namun, bila memungkinkan bank perlu menjaga jangan sampai kinerjanya menurun. Itu menurut saya sih masih tergolong cukup bagus. Itulah kenapa yang membuat kinerja bank 2024 ini agak lebih rendah dibanding tahun sebelumnya,” imbuh Trioksa.

Mengingatkan saja, OJK mencatat pada September 2024, pertumbuhan kredit perbankan melambat menjadi 10,85% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp7.579,25 triliun. Sebulan sebelumnya, kredit perbankan tumbuh 11,40% yoy.

Pada periode yang sama, Bank Indonesia (BI) mencatat simpanan berjangka rupiah dan valuta asing (valas) tumbuh 4,6% yoy. Pertumbuhan itu turun dari sebulan sebelumnya sebesar 5,4% yoy.

(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Syarat UMKM Yang Bisa Dapat Kredit Baru Setelah Dihapus Tagih!





Next Article



Bank Papan Tengah Lagi Berebut Nasabah Kaya




Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241128151658-17-591889/bukti-baru-warga-ri-makin-susah-terlihat-dari-omongan-bankir

Tinggalkan komentar

Optimized by Optimole