Wait and See Inflasi AS, Rupiah Masih Rawan Melemah!




Jakarta, Kabarberita Indonesia – Pergerakan rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) sudah mulai menguat, tetapi masih ada tantangan pekan ini dari penantian data inflasi AS

Pada perdagangan Jumat lalu, rupiah ditutup naik tipis 0,06% di Rp 15.845/US$. Sayangnya, rupiah masih mendekati level psikologis Rp 16.000/US$.



Sejumlah sentimen dari dalam dan luar negeri akan mempengaruhi pasar keuangan domestik pada hari ini hingga beberapa hari ke depan pada pekan ini, mulai dari rilis data inflasi China hingga inflasi Amerika Serikat (AS).

Pada hari ini, China akan merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK). Konsensus memperkirakan bahwa China akan mengalami inflasi secara tahunan sebesar 0,5% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Jika hal tersebut benar terjadi, maka sentimen positif akan terjadi dan memberikan angin segar juga kepada Indonesia karena artinya roda perekonomian China mulai pulih dan Indonesia akan terdampak positif mengingat China merupakan mitra dagang utama Indonesia.

Sentimen eksternal selanjutnya pada Rabu (11/12/2024), AS akan merilis data IHK dan IHK inti baik secara bulanan maupun tahunan.

Hingga saat ini, IHK secara tahunan diperkirakan akan mengalami peningkatan dari 2,6% yoy pada Oktober menjadi 2,7% yoy pada November 2024.

Jika hal ini benar terjadi, maka probabilitas bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menurunkan suku bunganya di bulan ini akan semakin kecil mengingat angka inflasi yang terus meningkat.

Meski begitu, pasar setidaknya sudah mulai dapat kelegaan dari kenaikan tingkat pengangguran AS pada Jumat lalu dari 4,1% ke 4,2%. Hal tersebut membuat efek pemangkasan suku bunga the Fed makin terang, menurut CME FedWatch Tool probability pemangkasan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 85%.

Teknikal Rupiah

Pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS tampak mulai sideways setelah terjadi penguatan kemarin Jumat.

Jika menguat lebih lanjut potensi support yang akan dijui selanjutnya di Rp15.800/US$, ini bertepatan dengan garis horizontal yang ditarik dari low candle 20 November 2024.

Sementara untuk resistance terdekat sebagai antisipasi jika terjadi pelemahan ada di Rp15.960/US$ yang diambil dari high candle intraday 4 Desember 2024.




Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

Kabarberita INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Masih Penuh Tekanan, IHSG “Terancam” Merosot ke Level 7.000-an





Next Article



Kabar Baik Datang Dari AS, Rupiah Siap Menguat Lagi!




Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241209081708-17-594326/wait-and-see-inflasi-as-rupiah-masih-rawan-melemah

Tinggalkan komentar

Optimized by Optimole