Jakarta, Kabarberita Indonesia- Kembali memanasnya inflasi Amerika Serikat yang mencapai 2,6% (yoy) di Oktober 2024 telah menekan optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan The Fed. Bank Sentral AS diperkirakan tidak akan agresif memangkas Fed Funds Rate (FFR) di akhir tahun 2024 yang berimbas pada tekanan nilai tukar negara emerging termasuk Rupiah yang saat ini berada di posisi Rp15.845 per Dolar AS.
Direktur Investasi PT Kisi Asset Management, Arfan Karniody menilai prospek The Fed untuk memangkas suku bunga terjadi di akhir tahun 2024 sementara di 2025 FFR bisa turun sebanyak 2-3 kali. Namun kepastian ini masih sangat tergantung perkembangan ekonomi US di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Sementara di Indonesia, BI pada bulan November diperkirakan akan menahan level BI Rate menunggu kebijakan The Fed. Saat ini Rupiah masih dalam tekanan imbas menguatnya dollar index.
Bagi pelaku pasar, kondisi ketidakpastian ini harus terus diwaspadai sehingga cenderung mendorong investor untuk melirik investasi berbasis fixed income.
Seperti apa analisa kebijakan suku bunga dan dampaknya ke Rupiah? bagaimana dampaknya ke daya tarik investasi pasar keuangan RI? Selengkapnya simak dialog Anneke Wijaya dengan Direktur Investasi PT Kisi Asset Management, Arfan Karniody dalam Power Lunch, Kabarberita Indonesia (Senin, 18/11/2024)
Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241118133441-19-589077/videonasib-rupiah-saat-pasar-pantau-kebijakan-trump-bunga-the-fed