Proyek Pembangkit Listrik TGRA Belum Jadi, Manajemen Buka Suara




Jakarta, Kabarberita Indonesia – PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA) menyampaikan terkait pembangunan power house (pembangkit listrik) dan bendungan di dua lokasi proyek belum terealisasi sama sekali. Tahap konstruksi fisik belum dimulai, sehingga aktivitas di kedua titik tersebut masih dalam tahap persiapan awal.

Manajemen mengungkapkan, keterlambatan pembangunan proyek-proyek mini hydro power plant perseroan terutama disebabkan sejak IPO 15 Mei 2017 hasilnya undersubscribed, hanya berhasil memperoleh Rp110 miliar.

“Kebutuhan 5 proyek yang telah memiliki PPA (Power Purchase Agreement) dengan kapasitas total 43,8MW adalah sebesar Rp 1,5 trilliun, atau butuh pembiayaan ekuitas minimal Rp500 miliar dan pembiayaan hutang Rp1 triliun,” ujarnya mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin (30/12).

Manajemen menyebut, sejak 17 Juli 2020, manajemen yang baru melakukan upaya-upaya untuk memperkuat struktur permodalan dan memperoleh sumber pembiayaan, menemui kegagalan, namun berhasil mempertahankan PPA dengan PT PLN (Persero) yang dimiliki, serta berhasil melakukan efisiensi untuk mempertahankan kelangsungan eksistensi perseroan.

“Termasuk melakukan review secara menyeluruh terhadap status proyek, design proyek serta pembebasan lahan proyek,” imbuhnya.

“Penataan manajemen proyek serta fokus kepada penjajakan calon mitra strategis yang memiliki kapasitas keuangan yang memadai dan memiliki visi untuk mengembangkan proyek green energy di Indonesia,” lanjutnya.

Sejak April 2024, manajemen menyebut, pihaknya mendapatkan calon investor yang memiliki kapasitas keuangan yang memadai untuk membangun proyek-proyek yang dimiliki perseroan dan bahkan memiliki rencana untuk meningkatkan jumlah portfolio green energy perseroan hingga 1.000 MW.

Adapun secara konkrit, untuk pembangunan proyek-proyek perseroan, sebagaimana disampaikan dalam materi public expose, yaitu pembangunan PLTM Sisira ditargetkan akan dibangun pada triwulan-I 2025, pembangunan PLTM Batang Toru-3 dan PLTM Batang Toru-4 ditargetkan akan dibangun pada triwulan-III 2025, dan PLTM Raisan Naga Timbul dan Raisan Huta Dolok ditargetkan akan dibangun pada triwulan-IV tahun 2025.

“Sampai saat ini hambatan utama yang dihadapi perseroan adalah aspek likuiditas dan ekuitas yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan proyek-proyek hydro power plant yang dimiliki perseroan,” ungkapnya.

Hambatan teknis dan hambatan sosial khusus di lokasi-lokasi proyek, sama sekali tidak ada. Karena manajemen perseroan memiliki pengalaman teknis yang cukup panjang dalam urusan proyek-proyek energi.

“Masalah sosial sampai saat ini tidak pernah muncul khususnya yang berhubungan dengan proyek-proyek perseroan tersebut, bukan hanya 2 proyek yang dikunjungi tetapi seluruh proyek yang dimiliki perseroan,” sebutnya.

(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Sebut Orang Kecil Main Saham Kayak Judi, Apa Iya?





Next Article



Usai Anjlok Kemarin, IHSG Sesi I Menguat ke Level 7.137




Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241230161719-17-599594/proyek-pembangkit-listrik-tgra-belum-jadi-manajemen-buka-suara

Tinggalkan komentar

Optimized by Optimole