Eropa Chaos, Polisi Tembak Peluru Karet-Gas Air Mata




Jakarta, Kabarberita Indonesia – Polisi antihuru-hara Georgia pada Jumat (29/11/2024) mengerahkan gas air mata dan meriam air terhadap demonstran yang memprotes keputusan pemerintah untuk menunda pengajuan keanggotaan Uni Eropa (UE).

Laporan AFP menyebut ribuan orang berunjuk rasa di ibu kota Tbilisi dan kota-kota di seluruh Georgia setelah Perdana Menteri Irakli Kobakhidze mengumumkan keputusan tersebut. Ini terjadi di tengah krisis pascapemilu yang membuat presiden negara itu menantang legitimasi parlemen dan pemerintah yang baru terpilih.

Sambil melambaikan bendera Uni Eropa dan Georgia, ribuan orang berunjuk rasa di luar parlemen, memblokir lalu lintas di jalan utama ibu kota Georgia dalam serangkaian protes terbaru di negara itu.

Tak lama setelah tengah malam, polisi antihuru-hara mengerahkan gas air mata dan meriam air terhadap demonstran yang damai.

Tindakan keras berlanjut hingga dini hari, dengan polisi bertopeng menembakkan peluru karet dan memukuli demonstran serta jurnalis secara brutal. Demonstran mendirikan barikade dan membakarnya sementara media lokal melaporkan beberapa demonstran dan jurnalis ditangkap.

“Saya mendukung media Georgia, yang menjadi sasaran dan diserang secara tidak proporsional saat menjalankan tugas dan terus-menerus melaporkan,” kata Presiden pro-Barat Salome Zurabishvili di media sosial.

Pengumuman perdana menteri itu muncul beberapa jam setelah Parlemen Eropa mengadopsi resolusi tidak mengikat yang menolak hasil pemilihan parlemen Georgia pada 26 Oktober, dengan tuduhan “ketidakberesan yang signifikan”.

Resolusi itu menyerukan pemilihan umum baru dalam waktu satu tahun di bawah pengawasan internasional dan sanksi yang akan dijatuhkan kepada pejabat tinggi Georgia, termasuk Kobakhidze.

Menuduh Parlemen Eropa dan “sejumlah politisi Eropa” melakukan “pemerasan,” Kobakhidze berkata: “Kami telah memutuskan untuk tidak mengangkat isu bergabung dengan Uni Eropa dalam agenda hingga akhir tahun 2028.”

Namun, ia berjanji untuk terus melaksanakan reformasi, dengan menegaskan bahwa “pada tahun 2028, Georgia akan lebih siap daripada negara kandidat lainnya untuk membuka pembicaraan aksesi dengan Brussels dan menjadi negara anggota pada tahun 2030”.

Negara bekas Uni Soviet itu secara resmi memperoleh status kandidat Uni Eropa pada Desember 2023. Namun, Brussels telah membekukan proses aksesi Georgia hingga Tbilisi mengambil langkah konkret untuk mengatasi apa yang disebutnya kemunduran demokrasi.

Anggota parlemen oposisi memboikot parlemen baru, menuduh adanya kecurangan dalam pemilihan umum Oktober, di mana partai berkuasa Georgian Dream memperoleh mayoritas baru.

Presiden Zurabishvili, yang berselisih dengan Georgian Dream, telah menyatakan pemungutan suara itu “inkonstitusional” dan berupaya untuk membatalkan hasil pemilihan melalui Mahkamah Konstitusi.

(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Mobil Listrik Uni Eropa Vs China





Next Article



Jegal Eropa, China Mendadak Keep ‘Harta Karun Masa Depan’ Ini




Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20241129174541-4-592230/eropa-chaos-polisi-tembak-peluru-karet-gas-air-mata

Tinggalkan komentar

Optimized by Optimole