Jakarta, Kabarberita Indonesia – China mengerahkan armada angkatan laut terbesarnya di perairan regional dalam hampir tiga dekade. Hal ini menimbulkan kekhawatiran meningkatnya konflik dengan Taiwan, yang ditegaskan Beijing sebagai bagian dari teritorinya meskipun Taipe menolak.
Berbicara di Taipei, juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Sun Li-fang mengatakan skala pengerahan angkatan laut China saat ini di wilayah yang membentang dari pulau-pulau Jepang selatan hingga ke Laut Cina Selatan (LCS) adalah yang terbesar sejak Tirai Bambu mengadakan latihan perang di sekitar Taiwan menjelang pemilihan presiden Taiwan tahun 1996. Sayangnya, militer China belum berkomentar dan belum mengonfirmasi bahwa mereka sedang melakukan latihan apa pun.
“Skala saat ini adalah yang terbesar dibandingkan dengan empat latihan sebelumnya,” kata Sun dalam pernyataan Selasa dikutip dari Reuters, Rabu (11/12/2024).
“Terlepas dari apakah mereka telah mengumumkan latihan, latihan itu menimbulkan ancaman besar bagi kita,’ tambahnya.
Pejabat senior intelijen Taiwan, Hsieh Jih-sheng, juga mengatakan yang sama. Ia mengatakan meski belum ada latihan tembak langsung di tujuh zona ruang udara “yang dilindungi” milik China, dua di antaranya berada di Selat Taiwan, tetapi telah terjadi peningkatan signifikan dalam aktivitas China di utara Taiwan selama sehari terakhir.
“Jumlah kapal angkatan laut dan penjaga pantai China di wilayah tersebut … sangat mengkhawatirkan dan China membidik negara-negara lain di wilayah tersebut dan bukan hanya Taiwan,” klaimnya.
“Pengerahan China di Rantai Pulau Pertama- yang membentang dari Jepang melalui Taiwan, Filipina dan seterusnya ke Kalimantan, yang melingkupi laut pesisir China- ditujukan untuk penolakan wilayah guna mencegah pasukan asing ikut campur,” kata Hsieh lagi.
Lebih lanjut ditegaskannya bahwa China saat ini sedang membangun dua “tembok” di Pasifik. Satu di ujung timur Zona Identifikasi Pertahanan Udara Taiwan dan yang lainnya lebih jauh di Pasifik.
“Mereka mengirimkan pesan yang sangat sederhana dengan dua tembok ini: mencoba menjadikan Selat Taiwan sebagai laut internal China,” tambahnya.
Sebelumnya pada hari Selasa, kementerian pertahanan mengatakan telah mendeteksi 47 pesawat militer yang beroperasi di sekitar pulau tersebut selama 24 jam terakhir. Ada pula 12 kapal angkatan laut dan sembilan kapal “resmi”, yang merujuk pada kapal-kapal dari lembaga yang seolah-olah sipil seperti penjaga pantai.
Dari pesawat-pesawat itu, menurut peta yang disediakan kementerian dalam pernyataan harian paginya tentang aktivitas China, 26 terbang di wilayah utara Taiwan di lepas pantai provinsi Zhejiang, China. Sementara enam di Selat Taiwan, dan 15 lainnya di barat daya pulau itu.
Seorang sumber keamanan senior Taiwan mengatakan kepada Reuters bahwa pesawat China itu mensimulasikan serangan terhadap kapal-kapal angkatan laut asing. Mereka berlatih mengusir pesawat militer dan sipil sebagai bagian dari “latihan blokade”.
Presiden Taiwan Lai Ching-te dan pemerintahannya menolak klaim kedaulatan Beijing, dengan mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Pemerintah Presiden Xi Jinping kerap mengatakan masalah Taiwan adalah “inti dari kepentingan China” dan garis merah yang tidak boleh dilanggar negara lain, termasuk Amerika Serikat (AS), sekutu Taiwan.
(sef/sef)
Next Article
Siaga Asia Perang, China Umumkan Operasi Tembak Langsung Selat Taiwan
Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20241211070526-4-594921/siaga-perang-asia-china-kirim-militer-besar-besaran-sebut-kalimantan