Jakarta, Kabarberita Indonesia – Rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (IHP) AS yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ambruk 0,5% sekitar pukul 14:29 WIB di angka Rp16.000/US$ pada hari ini, Jumat (13/12/2024). Posisi rupiah saat ini merupakan yang terparah sejak 7 Agustus 2024 atau sekitar empat bulan terakhir.
Sementara indeks dolar AS (DXY) tampak naik 0,21% di angka 107,18. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di angka 106,95.
Tampaknya pergerakan rupiah hari ini masih merespon data IHK dan IHP AS yang telah dirilis.
Pertumbuhan IHP AS sangat kontras dengan IHK AS yang dirilis kemarin, di mana data IHK terbaru sudah sesuai dengan pasar.
Sebelumnya kemarin, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu tumbuh 2,7% secara tahunan (yoy), dari sebelumnya pada Oktober lalu yang tumbuh 2,6%.
Sedangkan secara bulanan (mtm), IHK AS pada November lalu tumbuh 0,3%, dari sebelumnya pada Oktober lalu yang tumbuh 0,2%.
Sementara kemarin, IHP AS tampak tumbuh mencapai 3% pada November lalu secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari Oktober lalu yang tumbuh 2,6%. Angka ini juga lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 2,6%.
Data inflasi konsumen dan inflasi produsen yang bervariasi membuat pasar bimbang akan rencana The Fed terkait penurunan suku bunga di pertemuan pekan depan.
Namun, mereka tampaknya tetap optimis bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunganya pada pertemuan pekan depan.
Kabarberita INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Next Article
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Dolar Naik ke Rp 16.100
Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241213144356-17-595785/breaking-rupiah-longsor-dolar-tembus-level-rp16000