Jakarta, Kabarberita Indonesia – Bursa Asia-Pasifik sebagian besar mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (20/11/2024), mengikuti hari yang bervariasi di Wall Street di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Ukraina dan Rusia.
Investor menganalisis data perdagangan Oktober dari Jepang. Pertumbuhan ekspor mencapai 3,1% secara tahunan (year-over-year), melampaui perkiraan ekonom yang disurvei oleh Reuters, dan meningkat dari penurunan 1,7% pada bulan September. Pertumbuhan impor juga melampaui estimasi di angka 0,4%, meskipun turun dari 2,1% pada bulan sebelumnya.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,20% dalam perdagangan yang berfluktuasi, sementara Topix melemah 0,15%.
Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka berada di 19.619, sedikit lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di 19.663,67.
Bank sentral Tiongkok mempertahankan suku bunga acuan tanpa perubahan pada hari Rabu setelah sebelumnya memangkasnya pada bulan Oktober.
Di Korea Selatan, Kospi naik 0,2%, sedangkan Indeks Kosdaq bertambah 0,25%. Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,42%.
Di Amerika Serikat semalam, Nasdaq melonjak 1,04% untuk ditutup di 18.987,47, sementara S&P 500 naik 0,4% menjadi 5.916,98. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average turun 120,66 poin, atau 0,28%, dan berakhir di 43.268,94.
Tekanan pasar dimulai semalam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan AS bahwa ambang batas penggunaan senjata nuklir telah menurun, sebuah sikap baru setelah Presiden Joe Biden mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia.
Kerugian pasar semakin cepat setelah laporan bahwa Ukraina menyerang wilayah perbatasan Rusia di Bryansk dengan misil buatan AS.
Kabarberita Indonesia Research
(ras/ras)
Next Article
Suku Bunga AS Diramal Turun 3 Kali, Bursa Asia Dibuka Ngegas
Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241120082512-17-589555/konflik-rusia-ukraina-makin-panas-bursa-asia-dibuka-melemah