Jakarta, Kabarberita Indonesia – Gempa bumi M 7,3 menghantam Vanuatu, Selasa (17/12/2024). Gempa ini dilaporkan mengalami efek merusak yang sangat tinggi dan sempat memicu peringatan tsunami.
Mengutip AFP, foto-foto yang beredar menunjukan kerusakan yang sangat besar di Ibu Kota Port Vila. Nampak lantai dasar sebuah gedung empat lantai yang berisikan Kedutaan Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, dan Australia, roboh dan hancur total.
“Lantai bawah gedung kedutaan tidak ada lagi. Benar-benar datar. Tiga lantai teratas masih ada tetapi sudah turun,” kata seorang penduduk bernama Michael Thompson, yang mengunggah sejumlah foto kerusakan.
Thompson mengatakan lantai dasar gedung itu sebenarnya telah digunakan oleh Kedutaan AS. Meski belum ada perkembangan resmi terbaru, ia melihat mayat-mayat bergelimpangan di jalanan dekat gedung itu berada.
“Jika ada orang di sana saat itu, maka mereka sudah tidak ada,” kata Thompson, yang menjalankan bisnis petualangan zipline di Vanuatu.
Thompson juga mengatakan gempa telah memutus sebagian besar jaringan seluler di Negara Pasifik itu. Selain menghancurkan lantai dasar gedung diplomatik, gempa juga merobohkan sedikitnya dua jembatan dan merobohkan bangunan lain.
“Mereka baru saja melakukan operasi penyelamatan. Dukungan yang kami butuhkan dari luar negeri adalah evakuasi medis dan penyelamatan terampil, orang-orang yang dapat beroperasi dalam gempa bumi,” ungkapnya.
Berita serupa juga dilaporkan oleh seorang pebisnis farmasi Pasifik yang berpusat di Sydney, Nibhay Nand. Ia mengatakan telah berbicara dengan staf di Port Vila yang mengatakan bahwa sebagian besar toko di sana telah ‘hancur’ dan bahwa bangunan-bangunan lain di dekatnya telah ‘runtuh’.
“Kami menunggu semua orang untuk online untuk mengetahui betapa dahsyat dan traumatisnya ini,” kata Nand.
Sebelumnya, gempa M 7,3 ini itu terjadi pada kedalaman 57 kilometer (35 mil), sekitar 30 kilometer dari pantai Efate, pulau utama Vanuatu, pada pukul 12:47 siang (08.47 WIB).
Gempa susulan berkekuatan 5,5 skala Richter terjadi beberapa menit setelah gempa utama, diikuti oleh serangkaian gempa susulan yang lebih kecil selama beberapa jam berikutnya.
Peringatan tsunami dikeluarkan setelah gempa bumi, dengan gelombang setinggi satu meter (tiga kaki) diperkirakan akan terjadi di beberapa wilayah Vanuatu. Namun peringatan itu segera dicabut oleh Pusat Peringatan Tsunami Pasifik.
Dengan situasi ini, Kedutaan AS di Papua Nugini menyatakan kedutaan Port Vila akan tutup hingga waktu yang belum ditentukan. Namun pihak kedutaan tersebut belum mengkonfirmasi adanya korban dari staf kedutaan.
“Pikiran kami bersama semua orang yang terkena dampak gempa ini,” kata kedutaan.
Serupa, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan pihaknya siap membantu pemulihan dan juga penyelamatan korban pasca gempa ini. Menurutnya, Vanuatu adalah bagian dari keluarga dekat Australia.
“Vanuatu adalah keluarga dan kami akan selalu ada di sana pada saat dibutuhkan,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Gempa bumi sering terjadi di Vanuatu, negara kepulauan dataran rendah berpenduduk 320.000 orang yang membentang di Cincin Api seismik. Negara ini terletak di busur aktivitas tektonik intens yang membentang melalui Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik.
Menurut Laporan Risiko Dunia tahunan, Vanuatu dimasukan sebagai salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, kerusakan akibat badai, banjir, dan tsunami.
“Warga kini harus waspada terhadap gempa susulan berikutnya, yang bisa jadi sama berbahayanya dengan kejadian awal,” ujar insinyur sipil dan gempa Universitas Teknologi Sydney, Behzad Fatahi.
“Diperkirakan gerakan tanah yang sangat kuat di dekat Port Vila ini telah menyebabkan retakan pada dinding batu, ketidakstabilan pondasi, dan miringnya bangunan yang rentan,” katanya.
(luc/luc)
Next Article
Breaking: 2 Gempa Dahsyat Guncang Jepang, Picu Tsunami
Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20241217145733-4-596695/gempa-m-73-hantam-vanuatu-ibu-kota-hancur-mayat-bergelimpangan