Rusia Gandeng Pasukan Korea Utara untuk Serang Ukraina

Jakarta, Kabarberita Indonesia– Rusia untuk pertama kalinya mulai menggandeng pasukan Korea Utara dalam jumlah besar dalam melakukan serangan terhadap pasukan Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenski mengatakan penggunaan pasukan yang lebih aktif merupakan peningkatan baru dalam perang antara kedua negara.

“Hari ini, kami sudah memiliki data awal bahwa Rusia mulai menggunakan tentara Korea Utara dalam serangan mereka. Jumlahnya cukup besar,” kata Zelenski, dikutip dari Reuters, Minggu (15/12/2024).

Dia menambahkan, rudal Korea Utara digunakan dalam unit gabungan Rusia dan hanya di front Kursk untuk saat ini.

“Kami memiliki informasi yang menunjukkan bahwa penggunaan mereka dapat meluas ke bagian lain di garis depan,” terang Zelenski.

Kyiv pertama kali mengatakan pasukan Korea Utara muncul di wilayah Kursk, Rusia, pada Oktober, kemudian melaporkan bentrokan dan korban jiwa. Diperkirakan total ada 11.000 warga Korea Utara, sehingga menambah kekuatan puluhan ribu warga Rusia.

Ukraina, yang hampir seperlima wilayahnya diduduki pasukan Moskow, melancarkan serangan ke wilayah Kursk di Rusia barat pada Agustus. Mereka membentuk daerah kantong yang dikatakan dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar dalam setiap pembicaraan untuk mengakhiri perang.

Adapun operasi itu disebut bertujuan untuk mengalihkan pasukan Rusia, namun tidak menghentikan Moskow untuk mencapai kemajuan tercepat di wilayah timur sejak 2022.

Lebih lanjut, Staf Umum Ukraina melaporkan peningkatan signifikan serangan Rusia di front Kursk, bersamaan dengan serangan udara, serangan bom luncur, dan lebih dari 200 serangan artileri.

Pejabat di Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Andrii Kovalenko menyatakan Korea Utara mengalami kerugian.

“Rusia mengandalkan jumlah dan mencoba melakukan operasi penyerangan dengan bantuan Korea. Padahal tugas Korea adalah menyerang pasukan kami dan menduduki wilayah tertentu,” tulis Kovalenko.

(hsy/hsy)

Next Article


Ukraina Tiba-Tiba Menggila, Rusia Umumkan Status Darurat