Airlangga Usul BRI dan BSI Jadi Bank Emas Batangan, OJK Buka Suara




Jakarta, Kabarberita Indonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik usulan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto agar Pegadaian melalui PT Bank rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk (BRIS) menjadi pengelola bank emas atau bullion bank.

Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Ahmad Nasrullah dalam Media Briefing POJK Bullion, Senin, (9/12/2024).

“Siapa pun yang usulkan, sepanjang memenuhi regulasi akan kita support. Apakah bentuknya konglomerasi dan lainnya, itu bisa saja. Kita akan lihat dari aturan yang ada,” ungkap Nasrulla.

Lebih lanjut, Ia mengatakan saat ini belum ada pihak yang masuk dalam proses pendaftaran. Meski begitu, ia memberi sinyal adanya dua lembaga jasa keuangan yang berpotensi masuk ke dalam bisnis ini.

“Yang baru masuk sekarang (pengajuan) baru dari Pegadaian kayaknya ya. Kalau yang untuk BSI, saya perlu cek, yang saya tahu terakhir memang belum masuk. Potensi yang lain masuk, ya tentu ada, cuma kami belum menerima aplikasinya,” tuturnya.




Emas. (Dok. Pixabay)Foto: Emas. (Dok. Pixabay)
Emas. (Dok. Pixabay)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku telah mengusulkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) supaya Bank Rakyat Indonesia atau BRI maupun Bank Syariah Indonesia atau BSI berperan sebagai pengelola bank emas atau bullion bank.

“Jadi, saya kira ini awal mula beberapa bank akan menjadi bullion bank. Saya mengusulkan kepada OJK, minimal BRI yang merupakan holding Pegadaian, dan juga Bank Syariah Indonesia, agar dapat menjadi tuan rumah sebagai bank emas batangan di Indonesia,” kata Airlangga dalam acara Indonesia Special Economic Zone Forum 2024, Jakarta, Senin (9/12/2024).

Menurut Airlangga, Indonesia sudah seharusnya kini memiliki bullion bank sendiri karena telah mampu memproduksi emas batangan seberat 60 juta ton per tahun, di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik mulai tahun ini. Setelah sejak 1967 hanya bisa mengekspor tembaga 30 juta ton ke Spanyol dan Jepang untuk diolah menjadi emas batangan.

Dengan kemampuan produksi emas batangan seberat 60 juta ton per tahun, dan keberadaan stok emas di PT Pegadaian seberat 70 ton, menurutnya tak ada alasan Indonesia tidak mau membuat bullion bank sendiri. Keberadaan bullion bank menurutnya juga akan berguna bagi industri perhiasan.

“Jadi, Indonesia melalui OJK, kita juga sedang mengembangkan apa yang kita sebut bullion bank. Bank yang bisa menilai stok emas. Dulu, stok emas itu kita hanya taruh di gudang. Dan kita hanya mencatat tonasenya saja, tidak nilainya. Bank-bank lain, termasuk di Singapura, banyak bank yang memasukkan emasnya ke neraca,” tegas Airlangga

“Itu sebabnya dulu, biasanya industri perhiasan hanya mendapatkan biaya produksi, CMT, tolling, emasnya di Singapura. Mereka tolling di Surabaya dan mengirimnya kembali ke Singapura. Jadi, kita tidak mendapatkan nilai penuh dari emas yang dihasilkan di industri manufaktur Indonesia,” ungkapnya

(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Adu Laba 4 Bank Besar: BRI, BCA, BNI, Mandiri, Ini Pemenangnya!





Next Article



BSI Masuk 5 Besar BUMN dengan Kapitalisasi Pasar Tertinggi




Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241209184642-17-594540/airlangga-usul-bri-dan-bsi-jadi-bank-emas-batangan-ojk-buka-suara

Tinggalkan komentar

Optimized by Optimole