Geger Crazy Rich Asia Hilang Duit Rp 872 T dalam Seminggu, Ada Apa?




Jakarta, Kabarberita Indonesia – Konglomerat Asia, Gautam Adani, kehilangan hampir US$55 miliar (sekitar Rp 872 triliun) dalam seminggu. Penurunan saham terjadi di perusahannya, Adani Group India, pasca skandal suap dan menyesatkan investor didakwakan Kejaksaan Amerika Serikat (AS) 20 November lalu kepada dirinya dan beberapa bawahannya.

Kejaksaan AS mengatakan Adani dan sejumlah pejabat perusahaannya telah merancang skema untuk “menawarkan, meng-otorisasi, melakukan, dan menjanjikan sesuatu untuk melakukan pembayaran suap kepada pejabat pemerintah India”. Perusahaan telah menyangkal tuduhan meski tak bisa mempengaruhi saham.

Secara rinci dijelaskan bagaimana Adani (62) diduga telah berpartisipasi dalam skema suap senilai US$250 juta untuk mendapatkan kontrak pemerintah yang menguntungkan. Aksi jual besar-besaran saham Adani di Mumbai yang dimulai pekan lalu juga diikuti dengan beberapa penghentian perdagangan.

“Sejak pemberitahuan dakwaan Departemen Kehakiman AS (DoJ), grup telah menderita kerugian hampir US$55 miliar dalam kapitalisasi pasarnya di 11 perusahaan yang terdaftar,” ujar manajemen dalam sebuah pernyataan Rabu (27/11/2024).

“Ini telah menyebabkan dampak signifikan… termasuk pembatalan proyek internasional, dampak pasar keuangan, dan pemeriksaan mendadak dari mitra strategis, investor, dan publik,” tambahnya dikutip AFP.

Pembatalan Proyek Internasional

Sementara itu, khusus pembatalan sejumlah proyek internasional, beberapa negara sudah tegas mengatakan tak akan lagi terlibat dengan Adani Group. Salah satunya proyek di Kenya.

Presiden William Ruto mengatakan langsung dalam sebuah pengumuman Selasa. Adani Group tidak akan lagi terlibat dalam rencana untuk memperluas jaringan listrik negara Afrika Timur itu, KETRACO, senilai US$ 736 juta dan bandara utamanya, Jomo Kenyatta, senilai US$ 1,85 miliar.

Di sisi lain, Sri Lanka membuka penyelidikan terhadap investasi lokal grup tersebut, termasuk kesepakatan tenaga angin senilai US$442 juta dan terminal pelabuhan laut dalam yang dipimpin Adani di Kolombo, yang diperkirakan menelan biaya lebih dari US$700 juta. Belum diketahui apakah proyek juga akan diputus seperti Kenya atau tidak.

Skandal 2023

Kerajaan bisnis Adani mencakup banyak sektor. Mulai dari batu bara, bandara, semen, dan media.

Namun sebenarnya kemerosotan saham serupa pernah terjadi tahun lalu. Di mana kala itu, konglomerat tersebut kehilangan US$150 miliar dari nilai pasarnya pada tahun 2023 setelah sebuah laporan oleh penjual pendek Hindenburg Research menuduhnya melakukan penipuan perusahaan yang “terang-terangan”.

Adani membantah tuduhan Hindenburg kala itu. Manajemennya menyebut laporannya sebagai “upaya yang disengaja” untuk merusak citranya demi keuntungan penjual pendek.

Sebenarnya ekspansi cepat Adani Group ke bisnis padat modal telah menimbulkan kekhawatiran sejak dulu. Di 2022 misalnya, anak perusahaan Fitch dan peneliti pasar CreditSights memperingatkan bahwa perusahaan itu “sangat terlilit utang”.

Adani, yang lahir dari keluarga kelas menengah di Ahmedabad, negara bagian Gujarat, putus sekolah pada usia 16 tahun dan pindah ke Mumbai untuk mencari pekerjaan di perdagangan permata yang menguntungkan di ibu kota keuangan tersebut. Setelah bekerja sebentar di bisnis plastik milik saudaranya, ia meluncurkan konglomerat keluarga yang menyandang namanya pada tahun 1988 dengan melebarkan sayap ke perdagangan ekspor.

(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Kredit UMKM Tumbuh di Bawah 5%, Bank Incar Pasar Indonesia Timur





Next Article



Skandal Gunung Emas RI dan Lenyapnya Puluhan Triliun Uang Investor




Artikel Ini Merupakan Rangkuman Dari https://www.cnbcindonesia.com/market/20241127163607-17-591615/geger-crazy-rich-asia-hilang-duit-rp-872-t-dalam-seminggu-ada-apa

Tinggalkan komentar

Optimized by Optimole